Jumat, 16 Maret 2012

Penyatuan Zona Waktu Bisa Untungkan Pebisnis

Indonesia berencana menyatukan zona waktu dari tiga zona selama ini, WIB, Wita, dan WIT. Menurut peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin penyatuan ini hanya berdampak pada aktivitas manusia saja, tidak pada astronomi.

"Secara aspek astronomi mudah dilakukan. Bagi kalangan bisnis, penyatuan ini memang menguntungkan," kata Thomas kepada VIVAnews. 
Dia menjelaskan zona waktu itu lebih berorientasi pada aktivitas manusia, seperti jam kerja masyarakat. Waktu aktivitas manusia, imbuhnya, memang sangat terkait dengan terbit dan terbenamnya matahari, termasuk waktu istirahat dari 
pekerjaan. "Ini juga merupakan siklus biologis manusia. Orang akan beristirahat kerja ketika memasuki waktu makan siang," ujarnya.

Meski begitu, dia mengingatkan jika rencana ini pun berpotensi meningkatkan inefisiensi produktivitas, jika waktu kerja disamakan. Ia menggambarkan skenario istirahat jam 12.00 - 13.00 waktu Indonesia tengah, maka bagian barat waktu istirahat menjadi jam 11.00 -12.00.
"Nah, di akhir jam istirahat, orang di bagian barat masih harus melakukan kewajiban salat, dan terpaksa harus meninggalkan pekerjaan sebentar. Waktu istirahat akan lebih lama," jelasnya.

Karena berdampak ke aktivitas manusia, Thomas menilai rencana penyatuan zona waktu itu harus disosialisasikan secara menyeluruh. Menurutnya, penyatuan zona bagi kalangan bisnis memnag menguntungkan. "Penyatuan zona masih wacana, belum sampai pada perumusan kebijakan," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEARCH